Kamis, 24 Oktober 2019

Konsep Integrasi Radius Server pada WiFi Manage Service dengan Property Management System Hotel

Radius merupakan sebuah protokol jaringan yang menjalankan fungsi management service yaitu Authentication, Authorization dan Accounting (AAA). Dimana RADIUS sendiri memeiliki kepanjangan Remote Authentication Dial In User Service.

Pada Server RADIUS ini dapat diaplikasikan dengan berbagai kebutuhan hotspot dengan software management existing, untuk kali ini project integrasi antara PMS (Property Management System) dengan Hostpot. Dimana pihak customer yang merupakan group jaringan hotel yang berlokasi diindonesia, menginginkan untuk PMS yang sudah mereka aplikasikan sebagai system informasi hotel dapat terintegrasi dengan jaringan WiFi yang mereka miliki. Sehingga visitor yang menginap di hotel mereka dapat mengakses internet melalui WiFI maupun kabel ethernet dengan menggunakan nomor kamar dan nama belakang sebagai username dan password.

Implementasi integrasi PMS hotel dengan radius untuk project ISP kali ini sebagai gambaran umumnya, software PMS harus bisa men-generate API yang berisi informasi nomor kamar yang dipesan berikut nama visitor sehingga data tersebut akan dijadikan authentication untuk server RADIUS sehingga dapat memberikan akses, yang mana pada kali ini Access Point menggunakan router mikrotik.

Untuk menghubungkan API dari software PMS dengan RADIUS Server maka perlu dibuat sebuah aplikasi midleware untuk mengeksekusinya. Untuk aplikasi Midleware ini banyak tersedia di internet, silahkan di googling.

Senin, 09 Mei 2016

Apakah yang menyebabkan Jalur VBUS bermasalah pada handphone android dan blackberry

Elektronikatelkom - Beberapa hari ini dibuat mencari beberapa tempat service handphone hp android di daerah sekitar ciledug tangerang, karena maksud hati dekat dengan tempat tinggal yang sekarang ini. Apa penyebabnya, karena handphone android punya adek sony experia m2 dual sedang bermasalah tidak mau di charger. Hasil dari googling ketemu tempat servis di beberapa daerah seperti di kreo, larangan, dan pojok joglo lumayan masih dekat ciledug jadi bisa disambangi satu persatu.

Ditempat service HP yang pertama DJ Service center kalo gak salah namanya, di depan Giant kreo tepatnya mengatakan rusak di port setelah saya setujui untuk dikerjakan mereka bilang port charger pengganti sony xperia m2 dual ternyata sedang tidak ada stoknya, mereka bilang mau dicarikan dulu. Oke lah coba cari tempat servis hp lain di daerah larangan lupa namanya, mereka bilang juga barangnya tidak ada.

Lalu sampailah pencarian di daerah pojok ciledug arah menuju joglo, samping indomaret. Saat sampai disitu pemilik toko bilang kalo bisa memperbaiki tapi harus ditinggal karena tukang servicenya sedang libur, mereka bilang harga service untuk penggantian port charger cuman 75 ribu rupiah. Oke saya setuju dan hp saya tinggal untuk di betulkan esok hari.

Keesokan harinya saya dihubungi lagi dan dikonfirmasi kalo biaya service hp sony experia m2 dual saya jadi 125 ribu. Saat saya tanya kenapa, katanya yang rusak bukan konektor port chargernya tapi jalur VBUS nya. Saya mencoba mencari tahu apakah VBUS itu. Dari beberapa website yang saya kunjungi ternyata kebanyakan forum ponsel seluler pintar blackberry.

tempat service port charger sony xperia m2 dual

Menurut situs mastersolusiponsel :
Kerusakan pada jalur VBUS korslet, tanda-tandanya ketika di sambungkan ke komputer tidak terdeteksi. Tegangan normal pada jalur VBUS tersebut adalah 5Volt, cara mengetahuinya hubungkan mesin blackberry 9220 ke komputer atau laptop dengan kabel data (tanpa batrei) kemudian ukur jalur VBUS dengan bantuan alat Avometer digital.cirinya jika jalur VBUS tersebut korslet ketika kita ukur tegangan yang keluar hanya 3.6Volt. Ini menandakan bahwa pada jalur tersebut ada yang bermasalah.
Dari hasil searching di google ini, saya mencoba mengerti dan menawar ongkos service namun masih belum direspon oleh pemilik toko :D. Untuk hasilnya akan saya update selanjutnya.

Jumat, 19 Juni 2015

Cara membuat simulasi node dan link down pada Network Simulator NS 2

How to make Link and Node Failure in NS 2

Elektronikatelekomunikasi - NS2 mensimulasikan level aplikasi dalam bentuk  simulate application dan generator trafik. Pada tutorial kali ini kita akan mempelajari bersama cara menguji kelebihan sebuah metode routing, yaitu routing dinamis dibandingkan dengan routing statis. Dengan cara mensimulasikan failure (down) pada suatu link atau node di NS 2.

contoh-cara-membuat-simulasi-paket-drop-pada-network-simulator-NS-2

Berikut ini perintah yang digunakan untuk mensimulasikan Link Down dan UP

$ns rtmodel-at 1.0 down $n2 $n4
$ns rtmodel-at 5.0 up $n2 $n4

Penjelasan mengenai script diatas yaitu perintah untuk membuat link antara node 2 dan node 4 dibuat menjadi down pada detik kesatu dan kembali up seperti semula pada detik ke 5. 

Berikut ini perintah yang digunakan untuk mensimulasikan Node Down dan UP

$ns rtmodel-at 1.0 down $n2
$ns rtmodel-at 5.0 up $n2

Penjelasan mengenai script diatas yaitu perintah untuk membuat node 2 dipaksa down pada detik kesatu dan kembali up seperti semula pada detik ke 5.

Dengan menggunakan perintah link up down dan node up down diatas maka otomatis semua paket yang dikirim melewati jalur ini akan di drop oleh sistem. Untuk routing statis maka paket akan terus di drop jika melewati jalur itu selama menit ke 1 hingga menit ke 5.

Sedangkan untuk routing dinamis, maka sistem akan meminta untuk mengupdate table routing dan mencari jalur baru. Meskipun masih tetap ada paket yang drop selama waktu update table routing, akan tetapi dengan routing dinamis paket tetap dapat terkirim dari node asal ke node tujuan setelah dilakukan update jalur routing.

Senin, 16 Februari 2015

2G Radio network planning concept

Elektronikatelkom - Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai 2G GSM RF planning. Pada jaringan telekomunikasi celullar, baik itu jaringan 2G maupun 3G kegiatan network planning baik untuk penambahan jaringan baru maupun untuk optimasi jaringan eksisting ( jaringan yang sudah ada ) mutlak diperlukan. Tujuannya adalah agar Quality of Service (QoS) terhadap pelanggan tetap terlayani dengan baik. Proses planning pada jaringan telekomunikasi adalah proses yang paling penting untuk mendapatkan kualitas jaringan yang terbaik atau paling optimal.

teknik-optimasi-jaringan-sellular-2g-cellular-system

Cell planning atau RF planning dapat diartikan sebagai aktifitas yang berhubungan dengan perencanaan perangkat radio, perencanaan jenis perangkat yang akan digunakan dan juga terkait penentuan konfigurasinya. Pada jaringan GSM proses cell planning/RF planning diperlukan untuk menangani masalah coverage dari suatu cell (BTS) dan juga menghindari terjadinya interferensi, baik interferensi dari antar antena sektoral dalam satu cell itu sendiri maupun interferensi dari cell lain yang termasuk dalam jaringan sendiri maupun jaringan operator telekomunikasi lain.

Dalam perencanaan / planning dari sebuah jaringan telekomunikasi GSM terdapat beberapa faktor yang menjadi dasar untuk dilakukanya sebuah RF planning, antara lain :

Tipe Subscriber (pelanggan)

Dalam hal ini RF planninng didasarkan terhadap analisa dari layanan apa yang diinginkan pelanggan telekomunikasi selular yang bisa berupa voice, sms, GPRS, ataupun gabungan dari semuanya. Kemudian tingkat mobilitas pelanggan, banyaknya melakukan panggilan dll.

Quality of Service (QoS)

Dimana dengan melakukan proses RF planning diharapkan agar kualitas layanan jaringan telekomunikasi operator tersebut dapat meningkat menjadi lebih baik setelah proses planning selesai diimplementasikan.

Faktor Biaya

Perhitungan biaya ini juga perlu diperhatikan agar jangan sampai ada site yang diimplementasikan sia-sia dikarenakan perencanaan yang kurang matang atau informasi yang kurang lengkap.

Selasa, 03 Februari 2015

Fungsi Uplink Power Control Pada Sistem Satellite Broadcast Ku Band

Elektronikatelkom - UPC atau Uplink Power Control sesuai dengan namanya adalah sebuah perangkat elektronik yang bekerja untuk mengkontrol transmit power atau daya pancar pada HPA (High Power Amplifire) dalam sistem telekomunikasi satellite broadcast. Dimana tinggi dan rendahnya daya pancar dari HPA ke satellite dipengaruhi oleh referensi dari UPC ini. Sedangkan UPC (Uplink Power Control) ini sendiri mendapatkan masukan sinyal referensi dari frekuensi sinyal beacon yang dipancarkan secara terus menerus oleh satellite.

cara-kerja-uplink-power-control-pada-satellite-brodcast.jpg

Pada sistem telekomunikasi broadcast yang menggunakan media satellite untuk mentransmisikan informasi ke end user dimana sinyal informasi dipancarkan melalui satellite untuk kemudian di transmisikan ulang lagi ke semua daerah yang masih masuk ke dalam area cakupan satellite tersebut, penggunaan UPC ini akan sangat membantu sekali untuk mempertahankan power atau daya transmit dapat terpenuhi sesuai kebutuhan. terlebih jika menggunakan pita lebar Ku Band yang bekerja antara range frekuensi 11,7 hingga 12,7 GHz untuk frekuensi downlink dan 14 hingga 14,5 GHz untuk frekuensi uplink nya, dengan bandwidth yang sedemikian besar tentu akan sangat rentan sekali terjadap gangguan cuaca.

Prinsip Kerja Uplink Power Control

Cara kerja dari Uplink Power Control adalah dengan memberikan tahanan (attenuasi) pada power atau daya yang keluar dari HPA / High Power Amplifire, sedangkan inputan referensi untuk menahan atau melepas tahanan power berasal dari membandingkan kuat sinyal frekuensi beacon yang berasal dari satellite yang diterima oleh LNB (low Noise Blocker) yang terletak pada antenna uplink, Dimana jika cuaca sendang mendung berawan yang cukup tebal ini akan menyebabkan penerimaan sinyal frekuensi beacon di LNB pada antena uplink menjadi kecil, dan ini akan di olah oleh UPC sehingga akan menurunkan attenuasi pada HPA dan akan menyebabkan HPA mengeluarkan daya yang lebih tinggi, begitupun sebaliknya saat cuaca kembali cerah.

Minggu, 01 Februari 2015

Berikut ini Penjelasan Mengenai model Propagasi gelombang radio pada sistem cellular

Sistem komunikasi bergerak atau biasa dikenal dengan system cellular menggunakan gelombang radio sebagai media untuk mengkoneksikan antara perangkat satu dengan yang lain. Pada konsep komunikasi dengan gelombang radio ini dikenal suatu mode propagasi. Propagation model atau model propagasi adalah suatu cara untuk memprediksi daya sinyal rata-rata. Ada tiga mekanisme dominan dari propagasi pada sistem komunikasi bergerak (mobile) yaitu pantulan (reflection), difraksi, dan hamburan (scattering).

Gambar model propagasi gelombang radio selular

Model propagasi pada sistem transmisi radio komunikasi bergerak atau sistem komunikasi selular ini diperlukan karena Karakteristik propagasi pada jaringan bergerak (seluler) berbeda dibandingkan dengan karakteristik propagasi pada jaringan tetap. Pada jaringan bergerak fading yang terjadi lebih hebat dan fluktuatif dibandingkan dengan jaringan tetap. Selain itu biasanya daerah yang dilayani berupa daerah yang tidak teratur permukaannya, sehingga model propagasi ini dapat digunakan untuk memperkirakan redaman lintasannya. Ada dua model propagasi yang sering digunakan untuk memperkirakan redaman lintasan sepanjang permukaan daerah yang tidak teratur. Yaitu model propagasi okumura dan model propagasi hatta, namun karena kedua model propagasi ini saling melengkapi satu sama lain dan memiliki karakteristik yang hampir sama sehingga kedua model propagasi ini sering disebut sebagai model propagasi Okumura – Hatta.

Model Propagasi Okumura


Model propagasi Okumura adalah salah satu model yang terkenal dan paling banyak digunakan untuk melakukan prediksi sinyal di daerah urban (kota). Model ini cocok untuk range frekuensi antara 150-1920 MHz dan pada jarak antara 1-100 km dengan ketinggian antenna base station (BS) berkisar 30 sampai 1000 m. Okumura membuat kurva-kurva redaman rata-rata relatif terhadap redaman ruang bebas (Amu) pada daerah urban melalui daerah quasi-smooth terrain dengan tinggi efektif antenna base station (high transmitter equipment) 200 m dan tinggi antenna mobile station (high receiver equipment) 3 m. Kurva-kurva ini dibentuk dari pengukuran pada daerah yang luas dengan menggunakan antenna omni directional baik pada Base Station maupun Mobile Station.

Model Propagasi Hatta


Model propagasi Hatta adalah model yang menggunakan bentuk persamaan empirik dari kurva redaman lintasan yang dibuat oleh Okumura, karena itu model ini lebih sering disebut sebagai model Okumura-Hatta. Model ini valid untuk daerah range frekuensi antara 150-1500 MHz. Hatta membuat persamaan standard untuk menghitung redaman lintasan di daerah urban, sedangkan untuk menghitung redaman lintasan di tipe daerah lain (suburban, open area, dll), Hatta memberikan persamaan koreksinya.

Sabtu, 09 Juli 2011

Penjelasan Fungsi dan Pengertian Network Interface

Elektronikatelekomunikasi - Network Interface atau yang didalam perangkat pc biasa disebut dengan network interface card (NIC) adalah sebuah Interface dalam jaringan telekomunikasi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara sebuah host ke host lain ataupun ke network. Network Interface adalah perangkat keras (hard ware) yang bekerja pada layer 1 dari Model OSI yaitu pada layer physic (fisik), karena hanya bertugas sebagai penghubung dan tidak memiliki fungsi lain. 

gambar-foto-network-interface-gigabit-ethernet-network-interface-card-29073-3929463

Network Interface pada sebuah switch layer 2 berfungsi untuk menghubungkan host satu ke host (end user) lain yang terdapat didalam sebuah jaringan (network), karena sesuai jenisnya switch layer 2 hanya bekerja sampai pada layer 2 dari OSI Layer, yaitu data link.

Data link layer ini dapat berfungsi untuk menghubungkan antar host dalam satu jaringan dengan menggunakan mac address sebagai alamat untuk paket dapat saling bertukar antara host satu dengan host yang lain yang masih dalam satu jaringan. Mac Address sendiri adalah sebuah physical address yang dimiliki oleh sebuah Network Interface dan memiliki penamaan yang unik, atau sebuah network interface yang satu memiliki physical address yang berbeda dengan network interface yang lain.

Pada sebuah router seperti Cisco, Mikrotik, Juniper dan sebagainya, Network Interface dibutuhkan untuk menghubungkan Router dengan sebuah LAN atau WAN. Router bekerja pada lapisan atau layer ke 3 dari OSI layer, yaitu pada layer network.

Karenanya Router bertugas untuk menyambungkan network-network, dimana router menggunakan IP Address sebagai alamat untuk sebuah data dapat saling bertukar dari sebuah host dengan host lain baik dalam satu jaringan (network) yang sama, maupun pada suatu network yang berbeda. Untuk dapat melakukan tugas menghubungkan antar network - network ini maka pada  sebuah router harus mempunyai minimal 2 network interface. Dengan konfigurasi minimal ini, maka router tersebut bisa menghubungkan 2 network, karena masing-masing network membutuhkan satu network interface yang terhubung ke Router.

Jumat, 24 Juni 2011

contoh simulasi wpan (wireless personal area network) dengan menggunakan ns-2

Elektronikatelekomunikasi - Berikut ini adalah contoh simulasi WPAN (wireless Personal Area Network) dengan menggunakan Network Simulator Versi 2 (NS2), simulasi wpan ini menggunakan protokol routing AODV (Ad-Hoc On-demand Distance Vector).

tampilan-nsnam-simulasi-aodv-wireless-routing-protocol-network-simulator-ns2

NS2 adalah sebuah software simulasi jaringan yang bersifat open source, sehingga semua orang dapat menggunakan dan mengembangkan secara bersama-sama. NS2 ini adalah software simulator yang berbasis unix machine, atau biasa berjalan di OS linux. 

Berikut ini adalah script code program simulasi Wireless PAN dengan AODV routing protocol pada network simulator NS2.


###########################################
# AODV over 802.15.4 #
# Copyright (c) 2003 Samsung/CUNY #
# - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - #
# Prepared by Jianliang Zheng #
# (zheng@ee.ccny.cuny.edu) #
###########################################

# ======================================================================
# Define options
# ======================================================================
set val(chan) Channel/WirelessChannel ;# Channel Type
set val(prop) Propagation/TwoRayGround ;# radio-propagation model
set val(netif) Phy/WirelessPhy/802_15_4
set val(mac) Mac/802_15_4
set val(ifq) Queue/DropTail/PriQueue ;# interface queue type
set val(ll) LL ;# link layer type
set val(ant) Antenna/OmniAntenna ;# antenna model
set val(ifqlen) 50 ;# max packet in ifq
set val(nn) 25 ;# number of mobilenodes
set val(rp) AODV ;# routing protocol
set val(x) 50
set val(y) 50

set val(nam) wpan_demo1.nam
set val(traffic) ftp ;# cbr/poisson/ftp

#read command line arguments
proc getCmdArgu {argc argv} {
global val
for {set i 0} {$i < $argc} {incr i} {
set arg [lindex $argv $i]
if {[string range $arg 0 0] != "-"} continue
set name [string range $arg 1 end]
set val($name) [lindex $argv [expr $i+1]]
}
}
getCmdArgu $argc $argv

set appTime1 0.0 ;# in seconds
set appTime2 0.3 ;# in seconds
set appTime3 0.7 ;# in seconds
set stopTime 100 ;# in seconds

# Initialize Global Variables
set ns_ [new Simulator]
set tracefd [open ./wpan_demo1.tr w]
$ns_ trace-all $tracefd
if { "$val(nam)" == "wpan_demo1.nam" } {
set namtrace [open ./$val(nam) w]
$ns_ namtrace-all-wireless $namtrace $val(x) $val(y)
}

$ns_ puts-nam-traceall {# nam4wpan #} ;# inform nam that this is a trace file for wpan (special handling needed)

Mac/802_15_4 wpanNam namStatus on ;# default = off (should be turned on before other 'wpanNam' commands can work)
#Mac/802_15_4 wpanNam ColFlashClr gold ;# default = gold
#Mac/802_15_4 wpanNam NodeFailClr grey ;# default = grey


# For model 'TwoRayGround'
set dist(5m) 7.69113e-06
set dist(9m) 2.37381e-06
set dist(10m) 1.92278e-06
set dist(11m) 1.58908e-06
set dist(12m) 1.33527e-06
set dist(13m) 1.13774e-06
set dist(14m) 9.81011e-07
set dist(15m) 8.54570e-07
set dist(16m) 7.51087e-07
set dist(20m) 4.80696e-07
set dist(25m) 3.07645e-07
set dist(30m) 2.13643e-07
set dist(35m) 1.56962e-07
set dist(40m) 1.20174e-07
Phy/WirelessPhy set CSThresh_ $dist(15m)
Phy/WirelessPhy set RXThresh_ $dist(15m)

# set up topography object
set topo [new Topography]
$topo load_flatgrid $val(x) $val(y)

# Create God
set god_ [create-god $val(nn)]

set chan_1_ [new $val(chan)]

# configure node

$ns_ node-config -adhocRouting $val(rp) \
-llType $val(ll) \
-macType $val(mac) \
-ifqType $val(ifq) \
-ifqLen $val(ifqlen) \
-antType $val(ant) \
-propType $val(prop) \
-phyType $val(netif) \
-topoInstance $topo \
-agentTrace OFF \
-routerTrace OFF \
-macTrace ON \
-movementTrace OFF \
#-energyModel "EnergyModel" \
#-initialEnergy 1 \
#-rxPower 0.3 \
#-txPower 0.3 \
-channel $chan_1_

for {set i 0} {$i < $val(nn) } {incr i} {
set node_($i) [$ns_ node]
$node_($i) random-motion 0 ;# disable random motion
}

source ./wpan_demo1.scn

# Setup traffic flow between nodes

proc cbrtraffic { src dst interval starttime } {
global ns_ node_
set udp($src) [new Agent/UDP]
eval $ns_ attach-agent \$node_($src) \$udp($src)
set null($dst) [new Agent/Null]
eval $ns_ attach-agent \$node_($dst) \$null($dst)
set cbr($src) [new Application/Traffic/CBR]
eval \$cbr($src) set packetSize_ 70
eval \$cbr($src) set interval_ $interval
eval \$cbr($src) set random_ 0
#eval \$cbr($src) set maxpkts_ 10000
eval \$cbr($src) attach-agent \$udp($src)
eval $ns_ connect \$udp($src) \$null($dst)
$ns_ at $starttime "$cbr($src) start"
}

proc poissontraffic { src dst interval starttime } {
global ns_ node_
set udp($src) [new Agent/UDP]
eval $ns_ attach-agent \$node_($src) \$udp($src)
set null($dst) [new Agent/Null]
eval $ns_ attach-agent \$node_($dst) \$null($dst)
set expl($src) [new Application/Traffic/Exponential]
eval \$expl($src) set packetSize_ 70
eval \$expl($src) set burst_time_ 0
eval \$expl($src) set idle_time_ [expr $interval*1000.0-70.0*8/250]ms ;# idle_time + pkt_tx_time = interval
eval \$expl($src) set rate_ 250k
eval \$expl($src) attach-agent \$udp($src)
eval $ns_ connect \$udp($src) \$null($dst)
$ns_ at $starttime "$expl($src) start"
}

if { ("$val(traffic)" == "cbr") || ("$val(traffic)" == "poisson") } {
puts "\nTraffic: $val(traffic)"
#Mac/802_15_4 wpanCmd ack4data on
puts [format "Acknowledgement for data: %s" [Mac/802_15_4 wpanCmd ack4data]]
set lowSpeed 0.5ms
set highSpeed 1.5ms
Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $lowSpeed
$ns_ at [expr $appTime1+0.1] "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $highSpeed"
$ns_ at $appTime2 "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $lowSpeed"
$ns_ at [expr $appTime2+0.1] "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $highSpeed"
$ns_ at $appTime3 "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $lowSpeed"
$ns_ at [expr $appTime3+0.1] "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $highSpeed"
eval $val(traffic)traffic 19 6 0.2 $appTime1
eval $val(traffic)traffic 10 4 0.2 $appTime2
eval $val(traffic)traffic 3 2 0.2 $appTime3
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p AODV -c tomato
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p ARP -c green
if { "$val(traffic)" == "cbr" } {
set pktType cbr
} else {
set pktType exp
}
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p $pktType -s 19 -d 6 -c blue
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p $pktType -s 10 -d 4 -c green4
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p $pktType -s 3 -d 2 -c cyan4
$ns_ at $appTime1 "$node_(19) NodeClr blue"
$ns_ at $appTime1 "$node_(6) NodeClr blue"
$ns_ at $appTime1 "$ns_ trace-annotate \"(at $appTime1) $val(traffic) traffic from node 19 to node 6\""
$ns_ at $appTime2 "$node_(10) NodeClr green4"
$ns_ at $appTime2 "$node_(4) NodeClr green4"
$ns_ at $appTime2 "$ns_ trace-annotate \"(at $appTime2) $val(traffic) traffic from node 10 to node 4\""
$ns_ at $appTime3 "$node_(3) NodeClr cyan3"
$ns_ at $appTime3 "$node_(2) NodeClr cyan3"
$ns_ at $appTime3 "$ns_ trace-annotate \"(at $appTime3) $val(traffic) traffic from node 3 to node 2\""
}

proc ftptraffic { src dst starttime } {
global ns_ node_
set tcp($src) [new Agent/TCP]
eval \$tcp($src) set packetSize_ 60
set sink($dst) [new Agent/TCPSink]
eval $ns_ attach-agent \$node_($src) \$tcp($src)
eval $ns_ attach-agent \$node_($dst) \$sink($dst)
eval $ns_ connect \$tcp($src) \$sink($dst)
set ftp($src) [new Application/FTP]
eval \$ftp($src) attach-agent \$tcp($src)
$ns_ at $starttime "$ftp($src) start"
}

if { "$val(traffic)" == "ftp" } {
puts "\nTraffic: ftp"
#Mac/802_15_4 wpanCmd ack4data off
puts [format "Acknowledgement for data: %s" [Mac/802_15_4 wpanCmd ack4data]]
set lowSpeed 0.20ms
set highSpeed 1.5ms
Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $lowSpeed
$ns_ at [expr $appTime1+0.2] "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $highSpeed"
$ns_ at $appTime2 "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $lowSpeed"
$ns_ at [expr $appTime2+0.2] "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $highSpeed"
$ns_ at $appTime3 "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate $lowSpeed"
$ns_ at [expr $appTime3+0.2] "Mac/802_15_4 wpanNam PlaybackRate 1ms"
ftptraffic 19 6 $appTime1
ftptraffic 10 4 $appTime2
ftptraffic 3 2 $appTime3
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p AODV -c tomato
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p ARP -c green
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p tcp -s 19 -d 6 -c blue
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p ack -s 6 -d 19 -c blue
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p tcp -s 10 -d 4 -c green4
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p ack -s 4 -d 10 -c green4
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p tcp -s 3 -d 2 -c cyan4
Mac/802_15_4 wpanNam FlowClr -p ack -s 2 -d 3 -c cyan4
$ns_ at $appTime1 "$node_(19) NodeClr blue"
$ns_ at $appTime1 "$node_(6) NodeClr blue"
$ns_ at $appTime1 "$ns_ trace-annotate \"(at $appTime1) ftp traffic from node 19 to node 6\""
$ns_ at $appTime2 "$node_(10) NodeClr green4"
$ns_ at $appTime2 "$node_(4) NodeClr green4"
$ns_ at $appTime2 "$ns_ trace-annotate \"(at $appTime2) ftp traffic from node 10 to node 4\""
$ns_ at $appTime3 "$node_(3) NodeClr cyan3"
$ns_ at $appTime3 "$node_(2) NodeClr cyan3"
$ns_ at $appTime3 "$ns_ trace-annotate \"(at $appTime3) ftp traffic from node 3 to node 2\""
}

# defines the node size in nam
for {set i 0} {$i < $val(nn)} {incr i} {
$ns_ initial_node_pos $node_($i) 2
}

# Tell nodes when the simulation ends
for {set i 0} {$i < $val(nn) } {incr i} {
$ns_ at $stopTime "$node_($i) reset";
}

$ns_ at $stopTime "stop"
$ns_ at $stopTime "puts \"\nNS EXITING...\""
$ns_ at $stopTime "$ns_ halt"

proc stop {} {
global ns_ tracefd val env
$ns_ flush-trace
close $tracefd
set hasDISPLAY 0
foreach index [array names env] {
#puts "$index: $env($index)"
if { ("$index" == "DISPLAY") && ("$env($index)" != "") } {
set hasDISPLAY 1
}
}
if { ("$val(nam)" == "wpan_demo1.nam") && ("$hasDISPLAY" == "1") } {
exec nam wpan_demo1.nam &
}
}

puts "\nStarting Simulation..."
$ns_ run

Sabtu, 18 Juni 2011

Mengatasi Error "make: *** [libotcl.so] Error 1" Pada Network Simulator (NS2)

Elektronikatelekomunikasi - Malam minggu bingung ga ada kerjaan, pacar juga belum punya, iseng-iseng ngutak utik laptop, mencoba meresolved masalah kesalahan instalasi ns2 (network simulator 2) pada ubuntu, sekalian itung-itung menyicil tugas akhir. akhirnya dapat pencerahan juga. Alhamdulillah.

mengatasi-error-make-lib-o-tcl-linux-the-best-internet-explorer-error-message-ever.jpg

Disinilah pokok permasalahan kegagalan instalasi ns2 saya, sebenarnya instalasi NS2 sudah berhasil dan sudah bisa ngerunning nam-nya. Namun karena masih terjadi error dan dari kemarin nge-patch routing protocol tambahan untuk manet gagal terus. Saya berpikir mungkin disebabkan karena masih adanya error saat instalasi. Errornya biasanya nampak seperti dibawah ini :

otcl.o: In function `OTclDispatch':
/home/ns/ns-allinone-2.34/otcl/otcl.c:495: undefined reference to `__stack_chk_fail_local'
otcl.o: In function `Otcl_Init':
/home/ns/ns-allinone-2.34/otcl/otcl.c:2284: undefined reference to `__stack_chk_fail_local'
ld: libotcl.so: hidden symbol `__stack_chk_fail_local' isn't defined
ld: final link failed: Nonrepresentable section on output
make: *** [libotcl.so] Error 1



Error diatas muncul disebabkan karena kegagalan linking pada otcl saat instalasi ns2 di ubuntu. dan muncul pada saat akhir instalasi. Dan cara mengatasinya adalah buka file "configure" pada direktori "otcl-1.13/configure". Lalu tambahkan satu baris SHLIB_LD="gcc -shared" setelah SHLIB_LD="ld -shared" :



--- configure.orig      2009-11-02 12:14:52.556167945 -0800
+++ configure   2009-11-02 12:17:28.966706099 -0800
@@ -6301,7 +6301,7 @@       
      ;;
   Linux*)       
     SHLIB_CFLAGS="-fpic"
-     SHLIB_LD="ld -shared"
+     SHLIB_LD="gcc -shared"       
     SHLIB_SUFFIX=".so"       
     DL_LIBS="-ldl"       
     SHLD_FLAGS="" 


kemudian setelah disave ulangi lagi instalasi ns2 anda. Setelah berhasil, untuk lebih yakinnya anda dapat mem validate ns2 (network simulator versi 2)  anda.

Demikian dulu tulisan saya, semoga bisa bermanfaat bagi semua. Dan saya juga mohon doanya agar Tugas Akhir Saya tentang protokol telekomunikasi pada jaringan wireless segera selesai. amin...